Tuesday, February 20, 2007

Otonom, atau terprogram? sebuah renungan di malam sunyi

E.A.Syaifudin


Pernah terlintas di pikiranku bahwa proses manusia hidup, mulai lahir ke dunia, berjuang, eksis, meneruskan keturunan, lalu mati, dengan semata-mata potensi dirinya sendiri, pilihannya sendiri, dan atas itulah kemudian pada proses hidupnya di alam lain akan dipertanggung jawabkan. Hidup seperti ini boleh jadi dikatakan hidup yang mandiri, sebab diri itulah yang melaksanakan hajat hidup, apakah hajat yang baik, atau hajat yang jelek, dan kepada diri itulah patut dimintakan sebuah tanggung jawab atas hajat hidup yang telah dilakoninya. Tapi, pikiranku kemudian buram.. tidak dapat menerima bahwa adanya sebuah kemandirian pada manusia, sebab pada manusia-lah selemah-lemahnya kedudukan bila dilihat dari kodratnya.

Lihatlah sebuah wayang golek... tergeletak atau tertancap begitu saja di batang pisang, tanpa bisa berbuat apapun. Seperti inilah manusia, yang dalam posisi tidak ada kekuatan yang diinputkan, maka pasti hanya tergolek, layaknya orang mati. Apa kekuatan itu? tidak lain adalah ruh Tuhan yang diberikan kepada manusia agar manusia dapat bergerak. Ibarat wayang, maka yang bergerak tentu saja adalah sang dalang, yang membuat dia dapat menari, berperang, terbang dan apapun dapat di'lakukan'nya jika sang dalang memerankannya. Timbul pertanyaan, apa peranan wayang itu sepanjang lakonnya? jika dia benar melakonkan perannya, patutkan dia mendapat sorakan, atau, jika ia melakukan kekeliruan gerak, patutkah ditimpakan kesalahan kepadanya?

Ya... nampaknya tiada sesuatupun kepatutan yang dapat diberikan kepada wayang yang tergolek itu, melainkan kepada sang dalang jua lah hal itu patut.
pertanyaan selanjutnya, lalu untuk apa sang dalang memerintahkan sang wayang untuk melakonkan hal itu? yang jelas hanya dalang yang tahu

Hal ini 'mungkin' juga berlaku bagi manusia, sebab yang manusia tahu bahwa semua manusia dan semua perilakunya, serta alam lingkungan nya diciptakan oleh Tuhan. Oleh sebab itu lah dikatakan bahwa Tuhan itu Maha Pencipta. Ini disebutkanNya dalam kitab yang diwahyukannya kepada para Rosul. Dia lah yang menggerakkan tangan, kaki, kepala, mata, yang dapat terlihat, serta pikiran, dan hati yang jauh tersembunyi.

Aku menyatakan 'mungkin' di sini, sebab I'm not sure too apakah logika ku ini benar. Hanya Tuhan yang tahu.




No comments: